Yuk Rencanakan Rumah Tumbuh Sebagai Solusi Memiliki Rumah Sendiri, Mau Bangun ke Atas atau ke Samping Bisa!
Menikmati rumah dinas memang sejuta rasanya, tinggal bawa barang masuk tak perlu pusing memikirkan biaya sewa. Tapi disitulah letak jebakan masalahnya. Giliran harus pindah jika tanpa persiapan akan jadi pelik urusannya.
Pengalaman setelah puluhan tahun bermukim dirumah dinas, akhirnya pindah, menimbulkan kepanikan terutama pada sebagian besar penguni di rumah dinas yang ternyata selama ini terlena dengan kenyamanan dan lupa mempersiapkan rumah pribadinya.
Walhasil, saat diumumkan harus pindah menjadi sangat membingungkan, sekalipun tidak mendadak. Membangun rumah memang tidak sederhana. Butuh ketersediaan dana yang memadai.
Meskipun waktu pindahnya cukup lama pun, problemnya bisa tetap sama, karena ketiadaan tabungan yang memadai untuk mempersiapkan kepindahan tersebut jadi problem utama. Jalan terbaik yang kemudian di pilih oleh banyak keluarga dosen dan para pegawainya adalah mengontrak rumah sementara.
Tak sedikit yang kemudian berpindah-pindah tempat kontrakan, dan tak sedikit barang meubiler rusak saat proses pindahan, bahkan sebagiannya hilang.
Beruntung saat pengumuman pindahan rumah tersebut, kami telah membeli tanah, termasuk mencicil pondasinya dari uang tabungan setiap bulannya. Ukuran tanahnya standar saja. Alternatif itu kami jadikan pilihan karena masih ada alokasi dana untuk kebutuhan lainnya.
Saat pengumuman pindah itu, kami langsung fokus pada tahapan membangun rumah yang prioritas untuk bisa ditempati segera. Apalagi keuntungan mencicil rumah tumbuh itu, membuat tahapan pembangunan rumah bisa diatur sendiri, besar atau kecil, ke atas atau kesamping.
Seperti tanah timbun lantai yang bisa lebih padat. Material darurat, dan bisa memilih tahapan bagian bangunan yang paling diperlukan. Sehingga kamar, ruang tamu, garasi yang multifungsi, dapur darurat dan ruang tengah yang juga multifungsi menjadi pilihan tahapan pembangunan pertama sebelum pindahan darurat.
Hasilnya tidak mengecewakan dan semua barang bisa mendapatkan tempat meski darurat. Setidaknya saya dan keluarga tak perlu mengeluarkan dana untuk kontrakan, dan rumah tumbuhpun dimulai pembangunannya.
Meskipun ada kebiasaan membangun rumah yang tidak langsung selesai di Aceh dibangun dari bagian belakang dahulu, alasannya agar ada motivasi melanjutkan pembangunan karena bentuk rumah yang dimulai dari belakang tidak terlihat indah secara estetis.
Seandainya dibangun dari depan, akan terlihat seperti rumah yang telah siap, sehingga pemilik rumah bisa malas melanjutkan pembangunannya.
Tapi kami memilih membangun dari depan karena pertimbangan estetis. Disamping itu, cicilan pembangunan pondasi yang telah dilakukan sejak lama semakin memudahkan jika kami ingin memulai tahapan pembangunan rumah tumbuh selanjutnya.
Pembangunan rumah tumbuh menjadi solusi yang menarik ketika kita berkeinginan bisa memiliki rumah sendiri, namun terbatas alokasi dana yang tersedia. Rumah yang dibangun dari alokasi dana yang terbatas bisa dibangun berdasarkan ketersediaan dana yang ada.
Kami merencanakan pembangunan berdasarkan skala prioritas, mana yang harus didahulukan, antara plafon atau keramik lantai, atau bagian rumah lain seperti dinding kamar anak atau keramik kamar mandi.
Rumah tumbuh sebenarnya bukan sesuatu yang spesial, rumah tumbuh adalah konsep pembangunan rumah yang umum dilakukan dibanyak tempat.
Sebab membangun rumah butuh dana besar, sehingga proses pembangunan rumah baru bisa dilakukan dalam waktu yang lumayan lama karena bisa dibagi menjadi beberapa tahapan.
Rumah tumbuh dibangun dengan cara mencicil bangunan, alias membangun rumah secara perlahan karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan untuk membangun rumah dalam sekali proses bangun.
Kekurangannya yang paling jelas adalah, membangun rumah tumbuh prosesnya akan lama dan bisa amuradulbentuknya jikatak dilengkapi dengan desain sejak awal.
Namun jangan kuatir, karena kelebihan yang bisa kita peroleh juga banyak, terutama;
Menyesuaikan anggaran yang ada; konsep rumah tumbuh,dibangun dengan menyesuaikan anggaran sesuai kemampuan.
Dan pembangunan bisa dilanjutkan saat dana tersedia mencukupi . Termasuk jika pilihan kita rumah tumbuh vertikal atau horizontal, kita tetap bisa mengatur jenis fondasi sesuai kebutuhan dengan lebih santai, tergantung budget.
Bisa mengatur pembangunan sesuai keinginan; intinya kita bebas untuk menyelesaikan pembangunan rumah disesuaikan dengan kondisi keuangan. Mana yang jadi prioritas sesuai kebutuhan mendesak. Jadi meski rumah belum selesai sepenuhnya, kenyamanan tetap bisa kita dapatkan.
Bisa memenuhi kebutuhan ruang; Rumah tumbuh sebenarnya bia menjadi rumah yang rumah menarik dalam pembangunannya. Setelah selesai satu bagian bisa dilanjutkan dengan bagian lain dan jika berencana untuk membangun bisnis, bisa menambahkan ruangan untuk usaha saat pembangunan selanjutnya.
Bisa menyesuaikan model dan bentuk rumah; bisa jadi saat pembangunan dimulaitrend rumah bergaya minimalis, jika nanti berubah menjadi trend rumah klasik, kita masih punya peluang untuk mendesain atau membangun mengikuti trend yang ada.
Atau jika gaya rumah yang dibangun ternyata tidak sesuai dengan kenyamanan, karena gaya rumah minimalis misalnya, meskipun indah namun di daerah yang curah hujannya banyak seperti di negeara kita akan banyak menyebabkan timbul kerusakan.
Umumnya rumah minimalis memiliki dinding yang simpel tanpa tambahan atap yang menjorok panjang ke luar dari dinding, dan sebenarnya tidak cocok dengan iklim tropis yang curah hujannya banyak setiap tahun dan panas yang terik.
Apalagi rumah yang dilengkapi kaca berlebihan yang umum ada di dalamkonspe rumah minimalis.
Rumah-rumah klasik dengan emperan yang panjang dan disertai area fasad rumah yang memiliki atap yang panjang bisa mengatasi masalah hujan dan tempiasnya atau kelebihan sinar matahari yang masuk kedalam rumah.
Rumah tumbuh konsepnya dibangun dengan menyesuaikan kemampuan dan kebutuhan si pemilik rumah. Bisa dimulai membangun bagian belakang atau depan dahulu, seperti kebiasaan didaerah saya.
Tapi sebenarnya ada dua jenis rumah tumbuh yaitu rumah tumbuh vertikal dan horizontal, mana yang menarik untuk dipilih, penting untuk tahu bedanya.
Rumah tumbuh vertikal dibangun secara bertahap dengan tumbuh ke atas atau bertingkat. Persoalannya ketika kita memilih rumah tumbuh ke atas,maka kebutuhannya adalah fondasi yang kuat, dan artinya butuh baiya ekstra diawal, agar saat akan memperluas bangunan tidak perlu membongkarnya.
Dan pilihan ini biasanya dilakukan jika tanah tapak rumah tidak luas, atau kita lebih menyukai memiliki halaman rumah yang luas.
Sedangkan jika pilihan kita adalah membangun rumah tumbuh secara horizontal, dibangun menyamping, umumnya karena luasan tanah yang besar. Dan ukurannya juga bisa lebih besar daripada rumah vertikal.
Keuntungannya rumah tumbuh horizontal tidak memerlukan fondasi yang sangat kokoh seperti rumah tumbuh vertikal. Berbeda dengan rumah tumbuh vertikal memakai pondasi Cakar Ayam yang kokoh dengan besi yang paling berukuran besar.
Konstruksi cakar ayam adalah salah satu metode rekayasa teknik dalam pembuatan pondasi bangunan. Teknik konstruksi cakar ayam memungkinkan pembangunan struktur pada tanah lunak seperti rawa-rawa. Metode ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo pada 1961
Namun jika telah yakin dengan pilihan rumah tumbuh, pastikan merencanakan pembangunan rumah tumbuh dengan tepat, agar tidak bingung saat melanjutkan pembangunannya, karena meski bersifat bertumbuh harus direncanakan dengan matang sejak awal untuk menghindari risiko desainnya amburadul.
Rumah juga tidak bangun asal jadi dan terkesan tambal sulam, desain akhir dan menentukan jumlah tahap pembangunan menjadi sangat diperlukan sebagai acuan.
Itulah sedikit pengetahuan dan pengalaman membangun rumah tumbuh karena desakan pindah rumah dari kampus yang pernah saya alami. Semoga bermanfaat.
Yuk baca juga informasi selengkapnya di perumahansidoarjo.com